MACAM-MACAM METODE PENGEMBANGAN SISTEM
Macam-macam metode pengembangan sistem 1. Model Development Life Cycle (SDLC) Metode pengembangan sistem yang digunakan oleh analis sistem untuk membangun dalam sebuah sistem dimana jika terdapat kesalahan maka mengulangi dari awal. (Rubiya, 2014) SDLC adalah tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang telah dikembangkan dengan sangat baik. (Blues, 2014) Tahap-tahap SDLC 1. Melakukan survey dan menilai kelayakan proses pengembangan sistem informasi. Tahap ini digunakan analis sistem dalam menentukan ruang lingkup proyek untuk pemakai sistem dan melakukan survey untuk menghasilkan sebuah nilai. 2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan Pada tahap ini digunakan oleh analis sistem dengan mempelajari sistem yang berjalan dan mengetahui kendala atau sebab sistem yang dihadapi. 3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi Pada tahap ini, analis sistem harus menentukan permintaan dari pengguna bagaimana sistem akan dibuat. 4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang baik Pada tahap ini dapat memilih solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh pengguna sistem. 5. Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak komputer Pada tahap ini dibutuhkan sebuah perangkat keras dan perangkat lunak komputer untuk membangun sebuah sistem. 6. Merancang sistem informasi baru Pada tahap ini dapat menentukan perancangan seperti input,proses dan output ketika sistem dibuat. 7. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru Pada tahap ini dapat mengkomunikasikan dan menerapkan sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna dan memberikan pelatihan aturan sistem yang berjalan. 8. Memelihara dan melakukan perbaikan/ peningkatan sistem informasi baru Pada tahap ini digunakan untuk memelihara dan memperbaiki sistem jika pengguna ingin melakukan penambahan fitur-fitur. Kelebihan 1. Mudah digunakan dalam pengaplikasian 2. Memberikan template metode analisis, desain, pengkodean, pengujian dan pemeliharaan. Kekurangan 1. Pelanggan sulit dalam menyatakan analisis kebutuhan 2. Pelanggan harus sabar karena harus menunggu sampai tahap akhir proyek selesai. 2. Model Air terjun (Waterfall) Model waterfall adalah pengembangan sistem yang mempunyai alur terurut mulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung. (Rubiya, 2014). Model Waterfall adalah pengembangan sistem yang dilakukan secara berurutan, tidak boleh meloncat ke tahap yang lain. (Blues, 2014) Tahap-tahap Waterfall 1. Analisis kebutuhan perangkat lunak Pada tahap ini digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat dipahami oleh pengguna. 2. Desain Pada tahap ini digunakan untuk membuat desain seperti desain interface, database dan prosedur pengkodean. 3. Pembuatan kode program Pada tahap ini digunakan untuk pembuatan kode program atau coding sesuai dengan desain. 4. Pengujian Pada tahap ini digunakan untuk menguji apakah sistem sudah berhasil dijalankan atau belum sesuai dengan keinginan. 5. Pendukung atau pemeliharaan Pada tahap ini digunakan untuk memelihara sistem atau ingin memberikan fitur-fitur terbaru. Kelebihan : 1. Sistem yang dikeluarkan berkualitas baik karena pelaksanaan secara bertahap. 2. Dokumen pengembangan sistem masih teroganisir, karena setiap tahap terselesaikan dengan baik. Kelemahan : 1. Membutuhkan manajemen yang baik, karena proses pengembangan sistem tidak dapat berulang. 2. Kesalahan yang kecil menjadi masalah yang besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan. 3. Model Prototyping Model prototyping adalah proses pengembangan sistem dimana sistem diubah ke dalam sistem yang bekerja secara terus menerus diperbaiki sesuai kebutuhan user dan analis. (Rubiya, 2014). Model Prototyping adalah metode dengan keselurugan yang mengacu pada kepuasan pengguna. (Blues, 2014) Tahap-tahap model prototyping 1. Pengumpulan kebutuhan Pada tahap ini digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan dalam pembuatan sistem. 2. Membangun prototyping Pada tahap ini digunakan untuk membuat perancangan sementara kepada pelanggan. 3. Menggunakan sistem Pada tahap ini digunakan untuk melakukan evaluasi, apakah prototyping sudah sesuai dengan keinginan dari pelanggan. 4. Mengkodekan sistem Pada tahap ini digunakan untuk membuat kode program dalam membangun sebuah sistem. 5. Menguji sistem Pada tahap ini digunakan untuk menguji apakah sistem siap dipakai atau belum. 6. Evaluasi sistem Pada tahap ini digunakan untuk memberikan evaluasi apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan. 7. Evaluasi prototyping Pada tahap ini digunakan untuk melakukan pengujian dan diterima pelanggan untuk siap digunakan. Kelebihan : 1. Prototype melibatkan pengguna dalam analisa dan desain. 2. Digunakan untuk memperluas SDLC Kekurangan : 1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat 2. Kurang fleksibel dalam menghadapi permasalahan 4. Model RAD (Rapid Application Development) Model RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur dalam perkembangan waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen. (Rubiya, 2014) Tahap-tahap Model RAD 1. Business Modelling Pada tahap ini digunakan untuk mencari informasi, seperti proses bisnis, dimana informasi yang digunakan dan informasi yang dimunculkan. 2. Testing and Turnover Pada tahap ini pengurangan pengujian tetapi komponen harus diuji terlebih dahulu dan pengguna harus dilatih secara penuh. 3. Application Generation Pada tahap ini digunakan untuk memakai komponen yang telah ada tetapi dapat menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. 4. Process Modelling Pada tahap ini digunakan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada penerapan fungsi bisnis seperti untuk menambah, menghapus atau memodifikasi. 5. Data Modelling Pada tahap ini digunakan untuk menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam sebuah proyek atau sistem. Kelebihan : 1. RAD dapat digunakan kembali dengan komponen yang ada. 2. Dapat diintegrasi dengan waktu yang lebih efisien. Kekurangan : 1. Tidak dapat digunakan untuk proyek yang besar 2. Proyek gagal karena waktu tidak selesai. 5. Model Spiral Model Spiral menurut Boehm adalah proses pengembangan sistem perangkat lunak evoluisoner yang merangkai sifat iteratif dari protype dengan cara memantau dan aspek sistematis. (Rubiya, 2014) Tahap-tahap model Spiral 1. Komunikasi pelanggan Pada tahap ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. 2. Perencanaan Pada tahap ini digunakan untuk merencanakan seperti sumber daya, waktu dan informasi yang berhubungan. 3. Analisis resiko Pada tahap ini digunakan untuk menganalisis resiko yang mungkin terjadi ketika pembuatan sistem 4. Perekayasaan Pada tahap ini digunakan untuk membangun satu atau lebih dari aplikasi. 5. Konstruksi dan peluncuran Pada tahap ini digunakan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai. 6. Evaluasi pelanggan Pada tahap ini digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan. Kelebihan : 1. Disesuaikan dengan perangkat lunak yang dipakai selama hidup komputernya. 2. Cocok untuk pengembangan sistem yang skala besar. 3. Mengikuti langkah-langkah siklus kehidupan yang klasik. Kekurangan : 1. Sulit untuk meyakinkan pelanggan bahwa pendekatan ini bisa dikontrol sedetrail mungkin. 2. Membutuhkan waktu yang lama untuk pembuatan sistem. Daftar Pustaka Blues, W. (2014, Januari 31). Macam-Macam Metode Pengembangan Sistem. Diambil kembali dari I Love You Indonesia: http://the-well-informations.blogspot.co.id/2014/01/macam-macam-metode-pengembangan-sistem_31.html Rubiya, U. (2014, November 11). METODE-METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI. Diambil kembali dari Uchiya: http://uchiuwik.blogspot.co.id/2014/11/metode-metode-pengembangan-sistem.html
0 komentar:
Posting Komentar